Filosofi “Ketupat”
Disarikan dari khotbah Kyai Muhammad Zain (Sirahan).
Salah satu simbol idul fitri adalah Ketupat, mengapa?
Ketupat atau Kupat (jawa/sunda) bermakna:
- Ngaku Lepat (Ngaku Salah)
Suasana hati yg gembira menyambut hari raya ied al fitri, saling terbuka, saling minta maaf baik yg pernah berbuat salah maupun tdk salah namun pada kondisi tsb semua merasa salah terbukti dg saling meminta maaf….hal yg jarang dijumpai diwaktu2 lainnya. Alhasil dg kondisi semacam ini menjadikan suasana semakin gembira, aman, tentram, rukun dan damai. Demikian juga harapan selanjutnya, mari budayakan Kupat/merasa salah - Kupat = Laku Papat.
Di hari raya Ied Al Fitri ada beberapa hal yg dilakukan umat islam yaitu dg 4 perbuatan atau laku papat :
A. Lebar atau Lebaran
B. Lebur atau Leburan
C. Luber atau Luberan
D. Labur atau Laburan
Maaf maknanya sedikit meraba ( krn khotbahnya pake jawa halus ), kurang lebihnya :
- Lebaran = lebar bermakna, berlebar-lebar, berlapang2.
- Leburan = lebur, saling melebur dosa, saling maaf memafkan
- Luberan = luber, lebih, turah-turah serba lebih
- Laburan = labur, cat putih, saling membersihkan, saling berbenah agar tertata dan bersih kembali.
Walllohu a’lam….
Mari kita maknai dlm konteks kita ber yayasan, mari kita selalu “KUPAT”
SAYA KUPAT
YSUK KUPAT
MAGELANG KUPAT
Menuju Sejahtera Bersama
Mohon Maaf Lahir dan Batin